25, November 2024 | 11:59 AM

3 Keutamaan wudhu, yang Terakhir Paling Istimewa

SHOHIBUL JANNAH – Berwudhu merupakan salah satu amalan yang sangat penting bagi kehidupan seorang muslim. 

Dalam Islam, berwudhu bukan hanya sebagai bentuk formalitas yang dilakukan sebelum menunaikan ibadah sholat. Namun, sebagai sarana untuk meraih kebersihan hati dan keridhoan Allah subhanahu wa ta’ala.

Setiap tetesan air wudhu yang digunakan untuk membasuh anggota tubuh bukan sekadar hanya membersihkan kotoran secara fisik, namun termasuk peleburan atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

Agar wudhu dilakukan dengan lebih khusyuk, mari memahami keutamaan dalam berwudhu:

Salah satu keutamaan wudhu adalah menghapus dosa-dosa kecil. Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

لا يُسبِغُ عبدٌ الوضوءَ؛ إلّا غفَر اللهُ لهُ ما تقدمَ من ذنبِه وما تأخَّرَ

Artinya: “Tidaklah seorang hamba melaksanakan wudhu dengan sempurna, melainkan Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang,” (HR. Al-Bazzar).

Berdasarkan hadits tersebut, wudhu bukan hanya membersihkan fisik dari kotoran, melainkan membersihkan seseorang dari dosa-dosa kecil.

Dosa-dosa yang dimaksud adalah dosa kecil yang sering dilakukan tanpa sengaja, seperti: berbicara tanpa berfikir, tidak sengaja melihat hal yang tidak pantas, dan lain sebagainya.

Dengan berwudhu, dosa-dosa kecil tersebut akan terhapuskan dan kembali dalam keadaan yang suci baik secara lahir dan batin. 

Oleh karena itu, penting bagi setiap muslim untuk senantiasa menjaga wudhu sebagai salah satu bentuk amalan dari ibadah harian.

Keutamaan wudhu yang lainnya adalah pembuka pintu surga bagi seorang muslim yang melaksanakannya dengan baik dan sempurna.

Rasulullah SAW menekankan pentingnya berwudhu dengan sempurna. Sebagaimana beliau bersabda: 

ما منكُم من أحدٍ يتوضَّأُ فيُبْلِغَ أو يُسْبِغَ الوضوءَ ثمَّ يقولُ: أشهدُ أن لا إلَهَ إلّا اللَّهُ وأنَّ محمَّدًا عبدُهُ ورسولُهُ اللَّهمَّ اجعلني من التَّوابينَ واجعلني منَ المُتطهِّرينَ إلّا فُتِحت لَهُ ثَّمانيةُ أبوابُ الجنَّةِ يدخلُ مِن أيِّها شاءَ

Artinya: “Tidaklah salah seorang dari kalian yang berwudhu, menyempurnakan wudhunya, lalu membaca doa: ‘Asyhadu alla ilaaha illallaah wa anna muhammadan abduhu wa rasuuluh, allahummaj’alnii minattawwaabiina waj’alnii minal mutathahhiriin’ (aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang suci [dari dosa]), maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga. Ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia inginkan,” (HR. Muslim).

Hadits tersebut menunjukkan betapa besarnya pahala dan keutamaan yang didapat oleh seseorang yang menjaga wudhunya.

Berwudhu dengan sempurna bukan hanya sekadar membasuh anggota tubuh dengan air, tetapi juga diikuti dengan niat, tata cara yang benar, dan mengucapkan syahadat setelah wudhu.

Syahadat merupakan bentuk pengakuan yang tulus dari seorang hamba kepada Allah SWT yang dapat menghantarkannya pada keridhoan-Nya dan membukakan pintu-pintu surga.

Sebagai seorang muslim, menjaga wudhu bukan hanya sebagai kewajiban sebelum sholat, namun juga salah satu bentuk ibadah yang bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Keutamaan wudhu yang paling istimewa adalah bercahayanya anggota tubuh yang terkena air wudhu di hari kiamat. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda: 

إنَّ أُمَّتي يُدْعَونَ غُرًّا مُحجَّلينَ مِن أثَرِ الوُضوءِ، فمَنِ استطاعَ منكم أنْ يُطيلَ غُرَّتَه فلْيفعَلْ

Artinya: “Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan wajah, tangan dan kakinya nampak bercahaya karena adanya bekas wudhu. Barangsiapa di antara kalian dapat memperpanjang cahaya tersebut, hendaklah ia melakukannya,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadits tersebut, setiap umat muslim akan dikenali di hari kiamat karena anggota tubuhnya yang bercahaya, yaitu wajah, tangan, dan kaki. 

Cahaya ini merupakan salah satu bentuk ketaatan dan ketulusan seorang muslim dalam menjaga wudhunya dan ketaatan dalam beribadah kepada Allah SWT.

Cahaya ini akan menjadi simbol kemuliaan dari Allah SWT yang menjadi identitas khusus untuk memisahkan umat Rasulullah SAW dari umat-umat lainnya. 

Oleh karena itu, wudhu tidak hanya menjadi kewajiban harian sebelum sholat, namun juga menjadi salah satu bekal seorang muslim di akhirat kelak.

Wallohu A’lam
Oleh Azizatun Nurroniyah

SJ Store