26, November 2024 | 1:53 AM

7 Faktor yang Menyebabkan Sholat Tidak Sah, Berikut Penjelasannya

SHOHIBUL JANNAH – Sholat adalah ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, tentunya dengan syarat-syarat tertentu. Sholat merupakan rukun Islam yang ke dua, yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim yang sudah baligh. 

Seorang laki-laki dikatakan sudah baligh di tandai dengan mimpi basah dan bagi perempuan di tandai dengan haid, atau juga mencapai umur 15 tahun.

Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan sholat menjadi tidak sah:

Wudhu wajib dilakukan sebelum sholat, karena wudhu termasuk dalam syarat sah sholat, oleh karena itu, seseorang yang sholat tanpa berwudhu maka sholatnya tidak sah.

Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تُقْبَلُ صَلاَةُ مَنْ أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ

Artinya: “Tak akan diterima sholatnya orang yang berhadats sampai ia berwudhu,” (HR. Al-Bukhori).

Berdasarkan firman Allah subhanahu wa ta’ala dalam surah Al-Maidah ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki.”

Menutup aurat merupakan bagian dari syarat sah sholat. Bagi laki-laki, harus menutup antara pusar dan lutut dan bagi seorang perempuan harus menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.

Sebagaimana dijelaskan oleh Sayyid Abdurrahman Ba’lawi dalam kitab Bughyatul Murtarsyidin:

يشترط الستر من أعلاه وجوانبه لا من أسفله الضمير فيها عائد إما على الساتر أو المصلي ، والمراد بأعلاه على كلا المعنيين في حق الرجل السرة ومحاذيها ، وبأسفله الركبتان ومحاذيهما ، وبجوانبه ما بين ذلك ، وفي حق المرأة بأعلاه ما فوق رأسها ومنكبيها وسائر جوانب وجهها ، وبأسفله ما تحت قدميها ، وبجوانبه ما بين ذلك

Artinya: “Syarat sahnya sholat adalah harus menutupi aurat baik dari arah atas atau samping, kecuali arah bawah, maksud dari arah atas bagi laki-laki adalah menutupi pusar serta anggota yang lurus dengan pusar.”

Menghadap kiblat adalah salah satu rukun sholat, jika seseorang sengaja atau lalai tidak menghadap kiblat, maka sholatnya tidak sah.

Hal tersebut sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 149:

وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَاِنَّهٗ لَلْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Dan dari manapun engkau (Muhammad) keluar, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam, sesungguhnya itu benar-benar ketentuan dari Tuhanmu, Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.”

Ada tiga belas rukun sholat yang wajib dilaksanakan, jika salah satu rukun ini ditinggalkan, seperti tidak membaca surah Al-Fatihah, maka sholatnya tidak sah.

Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ

Artinya: “Tidak sah sholat seseorang yang tidak membaca surat Al-Fatihah,” (Shahih Bukhari).

Berbicara atau tertawa dengan sengaja dapat membatalkan sholat, karena sholat harus dilakukan dengan penuh khusyukan.

Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW:

النَّاسِ إِنَّمَا هِيَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيْرُ وَقِرَاءَةُ القُرْآنِ

Artinya: “Sholat ini tidak boleh di dalamnya ada sesuatu dari perkataan manusia. Sholat itu hanyalah tasbih, takbir dan bacaan Al-Quran,” (HR. Muslim, Ahmad, An-Nasa’i dan Abu Daud).

Tuma’ninah adalah berhenti sejenak dalam setiap gerakan sholat. Rasulullah SAW menegaskan bagi orang yang sholatnya tidak tuma’ninah, seperti pencuri dalam sholat.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:

إِنَّ أَسْوَأَ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ صَلَاتَهُ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُهَا قَالَ لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا

Artinya: “Seburuk-buruknya pencuri adalah yang mencuri dari sholatnya. ‘Para sahabat bertanya, wahai Rasulullah, bagaimana mencuri dari sholat?, Rasulullah bersabda, dia tidak sempurnakan ruku’ dan sujudnya’,” (HR Imam Ahmad).

Bersih dari najis juga merupakan bagian dari syarat sahnya sholat. Menghadap Allah SWT sudah selayaknya seorang hamba menghadap dalam keadaan bersih dan suci. Dikarenakan kesucian bagian dari iman. 

Sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW:

الطُهُورُ نِصْفُ الإِيْمَانِ.

Arinya: “Kesucian adalah sebagian dari iman,”(HR Muslim).

Kesimpulanya penting bagi umat islam untuk memahami dan menghindari hal-hal yang dapat membatalkan sholat, dengan demikian, sholat yang dilakukan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT.

Wallohu A’lam
Oleh Taufik Akbar

SJ Store