27, November 2024 | 7:30 PM

Beberapa Dalil Al-Qur’an dan Hadits tentang Puasa Ramadhan, Berikut Uraiannya

SHOHIBUL JANNAH – Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan ampunan dan keberkahan. Dalam bulan suci ini, semua amalan umat islam akan dilipat gandakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Berlomba-lomba untuk memperbanyak ibadah di bulan Ramadhan lebih baik daripada memperbanyak kemaksiatan.

Berpuasa di bulan Ramadhan hukumannya wajib bagi setiap umat muslim, baik laki-laki maupun perempuan.

Akan tetapi, tidak wajib bagi orang yang sakit dan wanita yang sedang haid. Maka, boleh baginya tidak berpuasa. 

Namun, apabila sudah sembuh dari sakit atau haidnya. Maka, puasa itu wajib diganti (qadha) pada bulan-bulan setelahnya.

Allah subhanahu wa ta’ala sudah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang berpuasa di bulan suci Ramadhan. 

Puasa ramadhan adalah puasa yang diwajibkan bagi umat Islam, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Qur’an surah Al-Baqarah ayat 183 berikut:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Dalam Qur’an surah Al-Baqarah ayat 184 menjelaskan, bahwa puasa Ramadhan sifatnya wajib, namun ada keringanan bagi yang berhalangan sebagaimana berikut:

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ وَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗ وَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ 

Artinya: “(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia, pada bulan ini Al-Qur’an diturunkan, sehingga Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk berpuasa dan menggantinya apabila meninggalkannya.

Sebagaimana dalam Qur’an surah Al-Baqarah ayat 185 berikut:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ 

Artinya: “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur.”

Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan hamba-Nya untuk berpuasa dan menahan nafsu, syahwatnya hingga datangnya malam.

Sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 187:

لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عَاكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ 

Artinya: “Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.”

Selain firman dari Allah subhanahu wa ta’ala yang menjelaskan tentang berpuasa di bulan suci Ramadhan, ada juga hadist-hadist yang meriwayatkan tentang puasa ramadhan. 

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan umatnya untuk berpuasa awal masuk bulan Ramadhan hingga awal bulan Syawal dengan cara melihat hilal. Akan tetapi apabila tidak terlihat (hilal) maka sempurnakanlah puasanya tiga puluh hari.

Sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ ﷺ أَوْ قَالَ قَالَ أَبُو الْقَاسِمِ ﷺ ‏ “‏ صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ، وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ، فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلاَثِينَ

Artinya: “Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berhari rayalah karena melihatnya, jika hilal hilang dari penglihatanmu maka sempurnakan bilangan Sya’ban sampai tiga puluh hari,”  (HR. Bukhari).

Islam dibangun atas lima pilar, salah satunya adalah puasa Ramadhan. Dalam suatu riwayat disebutkan dari Umar bin Khattab, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

بني الإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Artinya: “Islam dibangun atas lima pilar; syahadat bahwa tidak ada tuhan yang berhak untuk disembah selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, haji, dan puasa di bulan ramadhan,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Seseorang yang berpuasa atas dasar iman dan lillahi ta’ala maka dosanya akan diampuni.

Sebagaimana dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barang siapa berpuasa ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Itulah beberapa firman Allah subhanahu wa ta’ala dan hadits-hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Semoga kita bisa menjalankan ibadah puasa dengan keikhlasan hati dan semoga Allah senantiasa memberikan hidayah, berkah, dan ridho-Nya kepada kita semua. 

Semoga Allah memberikan ampunan kepada kita, selaku manusia yang sering melakukan kemaksiatan, kesalahan dan kekhilafan, serta diterima-Nya segala amal ibadah oleh Allah subhanahu wa ta’ala. 

Wallohu A’lam
Oleh Salasiah

SJ Store