27, November 2024 | 5:55 PM

Ingin Dicintai Allah, Tanamkan 3 Sifat Malu Berikut, Simak

SHOHIBUL JANNAH Sifat malu adalah sifat atau perasaan yang membentengi seseorang dalam berperilaku rendah atau tidak sopan. Dalam syariat, seorang muslim dituntut untuk menjaga kesucian hati dan perilaku.

Sifat malu merupakan cabang keimanan, sebagaimana dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda:

َاْلإِيْمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُوْنَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّوْنَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ َاْلإِيْمَانُ.

Artinya: “Iman mempunyai enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan ‘Lâ ilâha illallâh,’ dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu merupakan salah satu cabang Iman,” (HR Imam Al Bukhari).

Berikut tiga sifat rasa malu yang perlu diterapkan pada kehidupan sehari-hari:

Malu pada diri sendiri merupakan sifat yang wajib umat islam miliki, dampak positif jika memelihara sifat ini, akan merasa malu tatkala meninggalkan kewajiban di dunia maupun akhirat.

Selain itu, malu pada diri sendiri juga dapat mendorong supaya umat islam taat pada perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan menjauhi larangan-Nya.

Umat islam yang mempunyai rasa malu kepada sesama, tentunya akan menjauhi sikap seperti menyakiti orang lain, melakukan kejahatan, dan berpenampilan dengan aurat terbuka.

Malu seperti ini dapat memberikan kebaikan baginya dari Allah SWT karena ia terpelihara dari dosa.

Malu kepada Allah bermaksudkan seorang hamba harus senantiasa menjaga kepalanya, perut serta isinya dan senantiasa ingat mati supaya malu ketika akan berbuat maksiat.

Sebagaimana seorang muslim menjaga pandangannya serta ucapannya dikarenakan malu kepada Allah SWT.

Orang yang memiliki rasa malu terhadap Allah SWT, akan menjaga pandangannya, terutama bagi seorang laki-laki muslim, sebagaimana dalam Qur’an surat An-Nuur ayat 30:

قُلْ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ يَغُـضُّوْا مِنْ اَبْصَا رِهِمْ وَيَحْفَظُوْا فُرُوْجَهُمْ ۗ ذٰلِكَ اَزْكٰى لَهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا يَصْنَـعُوْنَ

Artinya: “Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”

Umat islam yang memiliki rasa malu terhadap Allah SWT, tentunya akan menjaga ucapannya dan tidak membohongi orang lain, sebagaimana dalam Qur’an surat Al-Ahzab ayat 70:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

 Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.”

Adapun tiga hikmah dan keutamaan memelihara tatakrama dan rasa malu, yaitu dihormati teman, mempunyai banyak teman, dan dicintai oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, malu bukan hanya sekadar perasaan atau sifat pribadi, tetapi juga merupakan indikator kualitas moral, spiritual, dan etika individu. Itulah tiga macam sifat rasa malu yang dicintai oleh Allah SWT, semoga bermanfaat, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Rio Wijayanto

SJ Store