27, November 2024 | 1:18 AM

Jangan Salah, Ini Kriteria Teman Baik Menurut Islam 

SHOHIBUL JANNAH – Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Hal ini dapat dilihat melalui sikap tolong menolong maupun gotong royong yang dilakukan.

Memilih teman bukanlah perkara mudah. Sebagai seorang muslim, hendaklah memilih teman yang baik agamanya. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadits:

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Artinya: “Agama seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya,” (HR Abu Daud dan Tirmidzi).

Adapun hadits lain yang mengumpamakan pertemanan bagaikan pemilik minyak misk dan pandai besi, berdasarkan hadits berikut:

الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُالْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

Artinya: “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang saleh dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak,” (HR Bukhari).

Kedua hadits di atas menjelaskan betapa pentingnya seorang muslim memilih teman yang baik. Terdapat tiga kriteria penting dalam memilih seorang teman menurut Islam, di antaranya:

Teman yang baik akan memberikan nasihat kepada temannya yang hendak melakukan suatu kemaksiatan. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala dalam surah al-Maidah ayat 2:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Sebaliknya, Allah SWT melarang manusia untuk saling membantu dalam hal kejelekan.

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk saling tolong menolong dalam hal kebaikan. Sebaliknya, Allah SWT melarang manusia untuk saling membantu dalam hal keburukan.

Teman yang baik selalu mendoakan kebaikan bahkan mendoakan hal baik tanpa sepengetahuan temannya. Karena doa yang seperti itulah yang mustajab. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ

Artinya: “Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa yang mustajab (terkabulkan), disisi orang yang akan mendoakan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan doanya. Tatkala dia mendoakan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata; Aamiin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi,” (HR Muslim).

Ciri-ciri teman baik yang terakhir adalah teman yang mampu mengendalikan diri. Hal ini bisa dilihat ketika seseorang mampu mengendalikan diri ketika marah atau ketika mempunyai keinginan dalam suatu hal.

Misalnya, seseorang yang mampu mengendalikan keinginanya untuk belanja barang yang tidak terlalu penting untuk dibeli.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah:

الثانية: حسن الخلق: فلا تصحب من ساء خلقه، وهو الذي لا يملك نفسه عند الغضب والشهوة

Artinya: “Kedua, akhlak yang baik. Jangan bersahabat dengan orang yang berakhlak buruk, yaitu orang yang tidak sanggup menguasai diri ketika sedang marah atau berkeinginan.” 

Semoga Allah memberikan kita teman yang baik, sehingga dapat memberikan pengaruh baik untuk kita semua Aamiin ya rabbal alamin.

Wallohu A’lam
Oleh Dherini Rahmarini

SJ Store