27, November 2024 | 7:32 PM

Manusia Baik dan Buruk: Berikut Ciri-ciri Manusia dengan Karakternya

SHOHIBUL JANNAH – Manusia yang memiliki akhlak baik dan menjadi suri tauladan bagi umatnya adalah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Tak sedikit yang meriwayatkan kehidupan Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang selalu menunjukkan bagaimana ia merespon sesuatu dengan baik, bahkan ketika beliau dalam keadaan marah sekalipun.

Bagaimana ciri manusia yang paling baik pada hari akhir, berikut penjelasan pada sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam 

Kriteria manusia yang paling baik pada hari kiamat ialah dari Anas radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alahi wasallam bersabda:

 خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ ، وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ.

Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang bisa diharapkan kebaikannya dan orang lain merasa aman dari kejelekannya. Dan seburuk-buruk kalian adalah yang tidak bisa diharapkan kebaikannya dan orang lain tidak merasa aman dari keburukannya,” (HR. at Tirmidzi).

Setiap orang tentunya memiliki dua sisi yakni sisi baik dan buruk, adapun sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bisa diharapkan kebaikannya, sehingga orang lain merasa aman dari keburukannya.

Perilaku seseorang yang bisa diharapkan kebaikannya seperti memiliki tutur kata yang baik, cenderung mengajak kepada kebaikan, tidak merugikan orang lain, dan bisa membuat orang lain nyaman dengan orang tersebut.

Sebagaimana hadist berikut yang menjelaskan bagaimana ciri manusia paling buruk pada hari kiamat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ شَرَّ النَّاسِ مَنْزِلَةً عِنْدَ اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ وَدَعَهُ أَوْ تَرَكَهُ النَّاسُ اتِّقَاءَ فُحْشِهِ

Artinya: “Sesungguhnya manusia paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat kelak ialah seorang yang ditinggalkan atau dijauhi manusia karena mereka khawatir terhadap keburukannya,” (HR. Bukhori).

Tak heran jika seseorang dijauhi karena khawatir terhadap keburukannya, dengan menjauhi orang yang berperilaku buruk, bisa menjaga kita supaya terhindar dari keburukan atau bahkan ikut melakukan keburukan yang ia lakukan.

Perilaku buruk tersebut bisa berupa kebiasaan yang sudah di anggap rumlah (kebiasaan) seperti, orang yang suka berkata kotor, ghibah yang sudah menjadi kebiasaan sebagian orang, namimah (adu domba) yang bisa berakibat fatal karena membuat kesalahpahaman.

Agar terhindar dari perilaku tersebut sebaiknya kita meninggalkan orang yang dapat menjadi faktor dalam melakukan keburukan tersebut, sebagaimana seorang ulama ahli hadist yaitu Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad hafizhahullah berkata:

وذلك كإنسان يكون عنده بذاءة في اللسان وعنده تطاول على الناس، فالناس يحرصون على أن يتخلصوا منه، ولا يدخلون معه في مصادمات؛ لأنه يؤذيهم

Artinya: “Hal itu seperti seseorang yang memiliki lisan yang kotor dan sifat jahat terhadap manusia, sehingga manusia berusaha untuk menghindar darinya dan tidak mau berurusan dengannya, karena dia dapat menyakiti mereka.”

Wallohu A’lam
Oleh Dherini Rahmarini

SJ Store