14, Desember 2024 | 2:25 AM

Mengatasi Kesedihan, Berikut yang Harus Dilakukan

SHOHIBUL JANNAH – Sedih merupakan fitrah manusia. Setiap orang pasti pernah merasakan kesedihan, baik laki-laki maupun perempuan, tua atau muda, dan orang kaya maupun orang miskin. Mengatasi kesedihan diperlukan dalam hal ini.

Sedih adalah bentuk dari emosi atau perasaan seseorang. Umumnya sedih terjadi ketika mengalami suatu peristiwa atau situasi yang menyakitkan maupun mengecewakan.

Setiap manusia pernah bersedih, bahkan menangis. Tanpa terkecuali, termasuk para nabi dan rasul. Misalnya, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersedih tatkala ditinggal wafat oleh istri tercintanya, Siti Khadijah.

Terdapat perbedaan kesedihan para nabi dan rasul dengan umatnya. Para nabi sedih tanpa melewati batas keimanan, sedangkan umatnya tak jarang berlarut-larut dalam kesedihan hingga menimbulkan perubahan sikap yang signifikan.

Berikut beberapa cara untuk mengatasi kesedihan, simak.

Kesedihan memang salah satu kelemahan dari seseorang. Ketika sedih melanda seseorang bisa saja tergoncang iman dan kesehatannya, hingga berpengaruh pada ibadah dan fisik serta mentalnya.

Maka, untuk mengatasi hal tersebut, janganlah menjadi orang yang lemah, terutama lemah dalam hal iman. Dikarenakan cobaan yang datang merupakan tanda kasih sayang Allah subhanahu wa ta’ala dan ditinggikannya derajat di sisi-Nya.

BACA JUGA: 3 Tingkatan Sabar dalam Islam, Simak Penjelasannya

Sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Qur’an surah Al-Imran ayat 139:

وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

Segala sesuatu yang terjadi di Alam semesta ini adalah atas izin-Nya, termasuk peristiwa yang menyedihkan. Ketika Allah SWT menakdirkan kesedihan, sudah pasti Allah akan membersamainya, hingga mengangkat derajat hamba-Nya.

Allah SWT berfirman dalam Qur’an surah At-Taubah ayat 40:

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنْزَلَ اللهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَىٰ

Artinya: “Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita. Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah.”

Banyak risalah para nabi yang bisa dijadikannya kaca seseorang dalam mengatasi kesedihan, apalagi kisah Rasulullah SAW. Tidak diragukan lagi, bahwa kisah para nabi dapat menghantarkan ketakwaan dan perbaikan diri.

Allah SWT berfirman dalam Qur’an surah Al-A’raf ayat 35:

يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِّنكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ

Artinya: “Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Rasulullah SAW mengajarkan dua amalan untuk mengatasi kesedihan.

Pertama, Istiqomah membaca Istighfar. Sebagaimana dalam suatu riwayat, Rasulullah bersabda:

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: “Siapa yang melazimkan beristighfar, maka Allah jadikan baginya jalan keluar atas segala kesulitannya. Allah juga akan memberikan kelapangan atas segala kesempitan dan kesusahannya. Serta memberinya rezeki dari jalan yang tak disangka-sangka,” (HR Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Hakim).

Kedua, mengamalkan suatu doa tatkala kesedihan melanda. Sebagaimana dalam suatu riwayat, disebutkan:

اَللَّهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَاَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَاَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّ جَالِ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari rasa sedih dan gelisah, aku berlindung dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung padamu dari sikap pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada-Mu dari cengkeraman utang dan penindasan orang,” (HR al-Bukhari).

Itulah beberapa cara mengatasi kesedihan. Semoga bermanfaat, aamiin.

Wallohu A’lam
Oleh Siti Chikmatul Hani’ah

SJ Store