26, November 2024 | 11:16 PM

Mengenal 2 Macam Hijrah dalam Islam, Simak

SHOHIBUL JANNAH – Hijrah merupakan peristiwa bersejarah bagi umat Islam, yang mana hijrah pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam dari Makkah ke Madinah. 

Hal tersebut menjadi simbol bahwa, hijrahnya nabi dari Makkah ke Madinah merupakan pemisah antara yang hak dengan yang batil.

Era zaman sekarang, banyak bagian dari umat Islam yang meneladani beliau, dengan melakukan hijrah. Namun, berbeda dengan hijrah nabi, mereka berhijrah dengan memperbaiki diri.

Hal tersebut memunculkan pertanyaan di benak beberapa orang, apa sebenarnya makna dari hijrah? Bagaimana bisa hijrah nabi dari Makkah ke Madinah diteladani dengan cara memperbaiki diri?.

Untuk itu, mari simak penjelasan berikut ini.

Dijelaskan dalam kitab Nadlratu an-Na’im oleh Imam ‘Izz bin Abdis Salam ad-Dimasyqi as-Syafi’i bahwasanya:

الهجرة هجرتان: هجرة الأوطان، وهجرة الإثم والعدوان، وأفضلهما هجرة الإثم والعدوان؛ لما فيها من إرضاء الرحمن وإرغام النّفس والشّيطان

Artinya: “Ada 2 macam hijrah, yaitu ‘hijratul authan’ (meninggalkan suatu wilayah menuju wilayah yang lain) dan ‘hijratul itsmi wal ‘udwan’ (meninggalkan perbuatan dosa dan permusuhan). Dari 2 macam hijrah itu, yang paling utama adalah hijratul itsmi wal ‘udwan, karena di dalamnya ada keridhoan Dzat Yang Maha Rahman dan ditundukkannya segala hawa nafsu dan bisikan syaitan.”

Dapat disimpulkan, hijrah memiliki dua makna sebagai berikut:

Pertama, sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, yakni perpindahan dari satu tempat ke tempat yang lain, dari Makkah ke Madinah.

Kedua, meninggalkan perbuatan batil, yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Makna kedua inilah yang dilakukan oleh sejumlah umat Islam. Memperbaiki diri dan terus meningkatkan iman, taqwanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Hijrah juga merupakan suatu hal yang utama untuk dilakukan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam berikut:

أَيُّ الْهِجْرَةِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ: (أَنْ تَهْجُرَ مَا كَرِهَ رَبُّكَ) 

Artinya: “Hijrah apakah yang paling utama”?. Beliau menjawab: ‘Yaitu hijrah meninggalkan perkara-perkara yang tidak disukai oleh Tuhanmu’,” (HR. Nasa’i).

Menurut sebagian orang, hijrah memperbaiki diri menjadi lebih baik ialah suatu hal yang cukup sulit. Maka dari itu, perlu sekali adanya guru, teman satu tujuan serta dukungan dari lingkungan sekitar. 

Namun, tak jarang seseorang kesulitan mencari guru atau teman, dikarenakan lingkungan yang tidak mendukung atau tidak sefrekuensi. Kemudian, sebagai solusinya, seorang tersebut akan masuk pada komunitas atau grup hijrah.

Tentunya dengan harapan bisa bertemu teman sefrekuensi dan menuntut ilmu bersama-sama walaupun lewat online.

Komunitas Hijrah Shohibul Jannah menunggu anda untuk menyambung tali silaturahmi. Mari menjadi bagian di antara 450+ anggota lainnya. 

GABUNG KOMUNITAS KLIK DISINI.

Wallohu A’lam
Oleh Siti Chikmatul Hani’ah

SJ Store