SHOHIBUL JANNAH – Setiap manusia memiliki berbagai jalan kehidupan masing-masing. Sebagian manusia juga pernah merasakan berputus asa, karena dalam jalan tersebut tentu saja tidak selalu mulus dan akan selalu ada ujian.
Tidak sedikit orang yang merasa lelah dan tidak jarang pula yang berkeinginan untuk meninggalkan dunia ini ketika dihadapi dengan ujian yang berat.
Umat muslim tentu saja tidak boleh berputus asa. Karena pada dasarnya, setiap manusia diberikan ujian sesuai dengan kesanggupannya, sebagaimana terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqarah ayat 125:
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
Artinya: “Allah subhanahu wa ta’ala tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”
BACA JUGA: Berkata Kasar, Fenomena Negatif Perusak Adab Manusia
Ayat di atas menjelaskan, bahwa Allah subhanahu wa ta’ala tidak akan memberikan ujian, cobaan, ataupun beban diluar batas kemampuan manusia.
Tentunya umat muslim tidak perlu resah jika hidup terasa berat. Ada banyak jalan lain yang Allah berikan. Jika terasa sulit, pastinya akan selalu ada kemudahan. Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Al-Insyirah ayat 5-6:
فَإِنَّ مَعَ ٱلْعُسْرِ يُسْرًا اِنَّ مَعَ الۡعُسۡرِ يُسۡرًا
Artinya: “Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan.”
Ayat tersebut menyebutkan bahwa setiap ada kesulitan, maka akan selalu ada kemudahan, yang dituliskan sebanyak dua kali.
Hal ini menunjukkan, bahwa Allah menegaskan tentang ujian ataupun cobaan yang terjadi, pasti akan selalu ada jalan untuk menyelesaikannya.
Umat muslim, tidak boleh menyerah dalam melakukan suatu hal. Baik pekerjaan yang sulit, ataupun di luar kehendak diri.
Larangan untuk berputus asa disebutkan dalam Al-Qur’an Surah Yusuf ayat 87:
يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
Artinya: “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”
Mengutip dari detik.com, sikap putus asa dikaitkan dengan sikap kufur, yakni mengingkari nikmat Allah SWT. Orang yang berputus asa biasanya hanya memikirkan nikmat yang hilang atau harapan yang tak terwujud, padahal nikmat-nikmat Allah SWT lainnya justru lebih besar dan lebih banyak.
Wallohu A’lam
Oleh Izzatul Mutmainah