SHOHIBUL JANNAH – Maulid Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah peringatan yang selalu dinantikan oleh seluruh umat Islam dari segala penjuru dunia, baik di tanah air maupun di luar negara.
Perayaan maulid nabi umumnya dirayakan umat Islam setiap 12 Rabiul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriah. Peringatan ini merujuk pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang lahir di kota Makkah pada tahun gajah, tepatnya tahun 570 Masehi.
Merayarakan Maulid dengan Maulidhoh Hasanah
Indonesia mempunyai kebiasaan tersendiri dalam menyambut perayaan tersebut, salah satunya, yakni para panitia berkunjung ke rumah warga setempat untuk meminta sejumlah iuran.
Hasil iuran nantinya bisa dipergunakan untuk membeli snack dan minuman, ada juga warga yang berinisiatif untuk menyewa tenda serta mengundang seorang mubaligh untuk mengisi acara tersebut.
Maulid Nabi Muhammad SAW, umumnya berlangsung di sebuah masjid, pesertanya beragam mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa, semua orang berhak mengikutinya.
Pada saat maulidhoh hasanah, seorang ustadz yang mengisi acara akan menceritakan sebuah kisah tentang kehidupan Rasulullah.
Merayakan Maulid Nabi dengan Arakan
Adapula yang merayakan maulid nabi dengan mengadakan arakan dari berbagai masjid serta Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) maupun Taman Pendidikan Quran (TPQ) se-kecamatan.
BACA JUGA: 3 Amalan Ringan di Bulan Maulid tapi Berat Timbangan Pahalanya
Acara ini berlangsung dengan menghias mobil dengan kembang telur, kemudian keliling serta diiringi dengan sholawat nabi, menuju pada satu tempat tertentu.
Dalil Perayaan Maulid Nabi
Pertama, Allah subhanahu wa ta’ala menegaskan bahwa Allah menyeru umat Islam untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Dalam surah Al-Ahzab ayat 56, Allah SWT berfirman:
إِنَّ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya bersholawat atas Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kalian untuknya dan ucapkanlah salam sejahtera kepadanya.
Kedua, dalam suatu riwayat disebutkan, barang siapa yang berbuat baik, maka akan mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya, sebagaimana HaditamaPrabowo berikut:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Artinya: “Barang siapa yang memulai dalam Islam sebuah perkara yang baik maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya itu, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya. tanpa berkurang sedikitpun pahala yang mereka dapatkan,” (HR. Muslim).
Perayaan maulid nabi kembali mengingatkan tentang sejarah sang Rasul, sebagai muslim sejati tentunya harus mencontoh jejak beliau, menumbuhkan cinta di hati dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Wallohu A’lam
Oleh Fitri