26, November 2024 | 1:49 AM

Waspada, Inilah 4 Tanda Orang Terkena Istidraj

SHOHIBUL JANNAH Istidraj merupakan jebakan kenikmatan, seperti orang yang jarang beribadah, namun hidupnya selalu berlimpahkan harta dan kenikmatan lainnya.

Orang yang tidak beriman, yang melupakan peringatan-peringatan Allah, maka akan dibukakannya pintu kesenangan untuknya, supaya lupa diri, dan ketika gembira akan jatuh siksa atasnya.

Allah SWT berfirman dalam Qur’an surat Al-An’am ayat 44:

فَلَمَّا نَسُوْا مَا ذُكِّرُوْا بِهٖ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ اَبْوَا بَ كُلِّ شَيْءٍ ۗ حَتّٰۤى اِذَا فَرِحُوْا بِمَاۤ اُوْتُوْۤا اَخَذْنٰهُمْ بَغْتَةً فَاِ ذَا هُمْ مُّبْلِسُوْنَ

Artinya: “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.”

Adapun hadits yang meriwayatkan terkait hal ini, Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda:

عَنْ عُقْبَةَ بْنِ عَامِرٍ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه و سلم قَالَ: إِذَا رَأَيْتَ اللّٰهَ يُعْطِى الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلَى مَعَاصِيهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ. ثُمَّ تَلَا رَسُولُ اللّٰهِ صلى الله عليه وسلم (فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَىْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

Artinya: “Dari Uqbah ibn Amir dari Rasulullah saw, beliau bersabda: ‘Jika kamu melihat Allah memberikan kemewahan dunia kepada hamba-Nya yang suka melanggar perintah-Nya, maka itulah yang disebut istidraj.’ Kemudian beliau membaca firman Allah surat al-An`am ayat 44: ‘Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa’,” (HR Ahmad).

Berdasarkan hadits di atas, Rasulullah SAW memberitahu kepada seluruh umat Islam bahwa seseorang yang selalu melanggar perintah Allah SWT akan diberi jebakan berupa kenikmatan yang banyak.

Tentunya hal ini wajib disadari bagi seluruh umat Islam dengan mengenali tanda-tandanya. Berikut empat tanda orang terkena istidraj:

Tanda yang pertama ialah orang yang kikir tapi hartanya bertambah banyak. Tipe orang seperti ini, enggan bersedekah dan membayar zakat. 

Perbuatan tersebut merupakan suatu tanda bahwa ia terkena istidraj. Sebagaimana Allah berfirman dalam Qur’an surat Al-Humazah ayat 1-3:

وَيْلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ ,ٱلَّذِيْ جَمَعَ مَا لًا وَّعَدَّدَهٗ,يَحْسَبُ اَنَّ مَا لَهٗۤ اَخْلَدَهٗ 

Artinya: “Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya, dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.”

BACA JUGA: 3 Keutamaan Ridho Terhadap Ketentuan Allah, Berikut Uraiannya

Orang yang tidak beribadah akan dikaruniai nikmat yang banyak oleh Allah SWT, hingga mereka sukses dalam segala hal dan memiliki harta berlimpah.

Padahal, Allah SWT sudah menyiapkan azab yang pedih ketika mereka di akhirat.

Ketika seseorang bermaksiat dan enggan bertobat, ia akan diberi kesenangan secara terus-menerus. Ini merupakan peringatan keras bagi seluruh umat Islam. Karena Allah SWT sudah menyiapkan azab yang pedih ketika di akhirat.

Selain itu, orang yang sering bermaksiat juga akan menambah timbangan amal buruknya. Jika amal buruk lebih banyak dari amal baik, maka neraka Hawiyah menjadi tempat kembalinya.

Sebagaimana dalam Qur’an surat Al-Qori’ah ayat 8-11:

وَاَ مَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَا زِيْنُهٗ فَاُ مُّهٗ هَاوِيَةٌ وَمَاۤ اَدْرٰٮكَ مَا هِيَهْ نَا رٌ حَا مِيَةٌ

Artinya: “Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah, Dan tahukah kamu apakah Neraka Hawiyah itu?, (Yaitu) api yang sangat panas.”

Orang yang hatinya mati tidak akan bisa merasakan nikmatnya beribadah.

Dilansir islam.nu.or.id, ada tiga ciri orang yang hatinya mati, yaitu tidak bersedih atas kesempatan ibadah yang terlewat, tidak menyesali perbuatan buruk yang telah dilakukan, dan bersahabat dengan orang-orang lalai yang juga mati hatinya.

Ketika seseorang mendapat kenikmatan dalam segala hal, hendaknya ia bersyukur atas pemberian dari Allah SWT. Cara merealisasikan bersyukur tidak hanya berdoa saja, manusia juga dapat bersyukur melalui bersedekah.

Wallohu A’lam
Oleh Rio Wijayanto

SJ Store